Salah satu ajaran dalam agama Islam adalah pentingnya membelanjakan sebagian harta di jalan Allah. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman, “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan apa saja kebajikan yang kamu usahakan untuk dirimu, maka kamu akan mendapat pembalasan-Nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 110). Dari ayat ini, kita dapat merasakan betapa pentingnya amal perbuatan baik terutama dalam hal berinfak dan berinfaq. Tidak hanya mengenai materi, namun juga melibatkan pengorbanan diri.
Harta yang kita miliki merupakan karunia Allah yang harus kita syukuri. Namun, tidak jarang orang yang terlena dengan harta yang dimilikinya sehingga lupa untuk berbagi dengan sesama. Islam mengajarkan agar kita membagikan sebagian harta kita kepada yang membutuhkan. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Dalam tubuh manusia terdapat organ yang jika baik maka baiklah seluruh tubuhnya dan jika buruk maka buruklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah, organ tersebut adalah hati.” Dalam konteks ini, berinfak merupakan salah satu cara untuk menjernihkan hati kita dan mendapatkan keberkahan dari Allah.
Ada beberapa alasan mengapa penting bagi umat Muslim untuk membelanjakan sebagian hartanya di jalan Allah. Pertama, dengan berinfaq, kita dapat membantu sesama dan berperan aktif dalam membantu pemerintah menangani masalah kemiskinan. Banyak orang di sekitar kita yang membutuhkan pertolongan, baik dalam bentuk uang, makanan, pakaian, atau bantuan lainnya. Dengan berinfaq, kita ikut serta dalam upaya membantu mereka yang kurang beruntung. Sebagai umat Islam, kita memiliki tanggung jawab sosial untuk saling tolong-menolong dan mengurangi kesenjangan sosial.
Kedua, berinfaq juga dapat menjaga diri kita dari sifat kikir dan serakah. Seringkali, ketika seseorang memiliki harta yang berlimpah, dia menjadi terpaku pada apa yang dimilikinya dan tidak mau berbagi. Hal ini menjadikan seseorang menjadi serakah dan lupa akan hak-hak orang lain. Dengan membelanjakan sebagian hartanya di jalan Allah, seseorang akan terlatih untuk lebih memperhatikan sesama dan menghargai apa yang dimilikinya.
Ketiga, berinfaq juga mengajarkan kita tentang pentingnya bersyukur atas rezeki yang telah diberikan Allah. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman, “Dan (ingatlah juga), ketika Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7). Ketika kita memiliki kecukupan harta, berinfaq adalah salah satu cara untuk menunjukkan rasa syukur kita kepada Allah dan menyadari bahwa segala rezeki yang kita terima adalah anugerah-Nya.
Mengapa membelanjakan sebagian harta di jalan Allah menjadi penting dalam agama Islam? Alasan terbesarnya adalah karena Allah menegaskannya dalam Al-Qur’an. Allah berjanji akan memberikan pembalasan bagi setiap amal perbuatan baik yang kita lakukan, termasuk berinfak. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah, Rasulullah SAW bersabda, “Pada setiap sendi tulang manusia ada sedekah, setiap hari ketika matahari terbit ada sedekah. Kamu bisa menolong seseorang dalam memberikan nasihat yang baik. Segala kebaikan adalah sedekah dan memerintahkan untuk berbuat baik.”
Berinfak juga dapat memberikan manfaat yang nyata bagi kehidupan kita. Dalam Al-Qur’an, Allah menyebutkan, “Sesungguhnya orang-orang yang berinfak baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pahalanya) kepada mereka dan bagi mereka pahala yang banyak.” (QS. Al-Hadid: 18). Dengan berinfak, kita tidak hanya memberikan manfaat kepada yang membutuhkan, tetapi juga mendapatkan keberkahan dan pahala berlipat dari Allah SWT.
Ada beberapa bentuk infak yang dapat kita lakukan, di antaranya adalah zakat, sedekah, dan waqaf. Zakat merupakan kewajiban bagi setiap Muslim yang telah mencapai nishab (batas penghasilan tertentu) untuk membayar sejumlah harta kepada yang berhak menerima. Sedekah dapat dilakukan secara sukarela sesuai kemampuan kita, baik dalam bentuk uang maupun barang. Sedangkan waqaf adalah menyisihkan sebagian harta atau properti untuk kepentingan umum seperti membangun masjid, sekolah, rumah sakit, atau keperluan-keperluan sosial lainnya.
Sebagai umat Muslim, kita harus memiliki kesadaran untuk melaksanakan kewajiban berinfak ini. Tidak hanya sebagai bentuk ibadah kepada Allah, tetapi juga sebagai usaha untuk memperbaiki diri dan memperbaiki kehidupan bersama. Dalam Al-Qur’an, Allah mengingatkan kita, “Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk (yang kamu keluarkan itu) lalu kamu belanjakan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya.” (QS. Al-Baqarah: 267).
Dalam menjalankan amal perbuatan baik seperti berinfaq, kita juga harus memperhatikan niat dan tata cara yang benar. Niat kita dalam berinfaq haruslah ikhlas semata-mata untuk meraih ridha Allah SWT, bukan untuk memperoleh pujian atau balasan dari manusia. Sedangkan tata cara yang benar dapat dilakukan dengan mengikuti petunjuk Rasulullah SAW dan mengikuti tuntunan syariat agama Islam.
Sebagai kesimpulan, berinfaq dan membelanjakan sebagian harta di jalan Allah merupakan ajaran penting dalam agama Islam. Dengan berinfaq, kita dapat membantu sesama, menjaga diri dari sifat serakah, serta menyampaikan rasa syukur kita kepada Allah atas rezeki yang diberikan. Berinfaq juga mengandung manfaat yang nyata baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, marilah kita melaksanakan kewajiban berinfak ini dengan ikhlas dan tulus demi terciptanya masyarakat yang lebih bermartabat.
QnA:
Tanya: Apakah berinfaq hanya bisa dilakukan dengan uang?
Jawab: Tidak, berinfaq dapat dilakukan dengan berbagai cara, tidak hanya dengan uang. Kita dapat berinfaq dalam bentuk waktu, tenaga, atau keterampilan. Misalnya, dengan menjadi relawan di lembaga sosial, mengajar anak-anak yatim piatu, atau memberikan bantuan dalam bentuk barang atau pakaian kepada yang membutuhkan.
Tanya: Apakah berinfaq hanya dilakukan kepada Muslim saja?
Jawab: Tidak, berinfaq dapat dilakukan kepada siapa pun yang membutuhkan, tanpa memandang agama, suku, atau ras. Islam mengajarkan kita untuk saling tolong-menolong dan menyayangi sesama umat manusia. Oleh karena itu, berinfaq dapat dilakukan kepada siapa pun yang membutuhkan pertolongan.
Tanya: Bagaimana cara memastikan bahwa infak saya digunakan dengan benar?
Jawab: Agar infak yang kita berikan digunakan dengan benar, sebaiknya kita memberikan kepada lembaga atau organisasi yang terpercaya dan memiliki track record yang baik dalam menjalankan program-program sosial. Pastikan juga untuk memeriksa kredibilitas dan transparansi penggunaan dana dari lembaga tersebut.
Daftar Pustaka:
– Al-Qur’an
– Hadits Shahih
Mengapa Membelanjakan Sebagian Harta di Jalan Allah Penting dalam Agama Islam
Penulis: [Nama Penulis]